Akhiri

Angin yang berhembus lembut
Merengkuh dandelion dan membawa pergi
Seperti akan senyuman manismu
Yang menyisakan rindu di relung hati
Seperti buliran hujan yang terus mengalir
Berjalan beratur menuju ilir
Begitu pun akan hadir mu
Pergi dan menghilang seiring waktu yang bergulir
Mentariku..
Awal dari nafasku
Yang kini dengan perlahan menyayat jiwaku
Jawab aku
Mengapa kau membuat kapal ku berlayar tak menentu?
Mentariku..
Aku tak butuh kapal tanpa nahkoda
Aku tak butuh cinta yang diakhiri luka
Aku pun tak butuh raga tanpa jiwa
Seperti hidupku tanpa hadirmu
Semua hanya membuat hancur menjadi kepingan-kepingan kecil
Pernah terngiang di pikiranku
Aku tak pernah meminta akan kehadiranku
Aku tak meminta akan kasih yang kau berikan
Jika pada akhirnya akulah yang kau tinggalkan
Ibu…
Kumohon untuk sesaat kembali padaku
Demi rasa kasih yang katanya begitu indah
Rasa yang beberapa saat aku rasakan sebelum akhirnya kau bawa pergi
Ibu…
Kau memberiku kehidupan dalam kematian
Kau melukis tawa didalam air mata
Kumohon dengarkanlah..
Bawa aku pergi atau jangan beri aku kasih ini
Ketika gantungan yang terulur manis dipohon itu
Yang seakan menjanjikanku akan kebersamaan dengan mu lagi
Seketika semua itu lenyap
Ketika kau datang tanpa senyuman
Kau bilang aku egois, aku menyakitimu…
Seketika duniaku terasa begitu terguncang
Aku tersadar akan kebodohanku
Tak mungkin ada hitam jika tak ada putih
Tak mungkin ada hidup jika tak ada mati
Dan tak mungkin..
Perjuangan dan kasihmu
Kuganti dengan luka yang menyakiti
Kini…
Kuratapi semua itu
Ku berharap esok pagi
Aku dapat melihat mentari lagi
Dan ku akhiri kebodohan ini
Oleh : Syifa Dulcis